Monday, November 12, 2018

Harga iPhone

Harga iPhone
KOMPAS.com - Saat Knda merasa harga ponsel high-end dikala ini semakin mahal, bisa jadi pemikiran itu nir keliru. Banderol harga tinggi membuat sebuah smartphone andalan terkini yang akan membangun kewajaran baru keudukan.

Ketika Apple merilis iPhone X dengan banderol 1.000 dollar AS tahun kemudian (lebih kurang Rp 13 juta dikala itu), entah berapa lama ada yang mau merogoh kocek dalam sekali satu unit perangkat yang terlampau mahal seperti iPhone 8 dan iPhone 8 Plus?

Keraguan itu dijawab dengan pengakuan CEO Apple, Tim Cook yang menjamin bahwa iPhone X menjadi yang paling populer di antara perangkat Apple lainnya, setelah dirilis.

Larisnya iPhone X menjadi awal keyakinan Apple bahwa konsumen rela lebih membuat ponsel, misalnya mereka merogoh kocek lebih buat mencari laptop yg canggih.

Tren iPhone akan mahal dalam lini iPhone 2018 yang diperkirakan akan dirilis akhir 2018. Banderol ponsel mahal tidak hanya dimiliki iPhone. Vendor Android yg memiliki pasar lebih akbar pun menjual ponsel high-end mereka semakin mahal berasal tahun ke tahun.

Baca juga: Ini Dia Versi iPhone Paling Laris Saat Ini

Sebut saja Samsung, Huawei, atau OnePlus. Hanya dalam 2 tahun saja, harga jual Samsung Galaxy S9 di pasar Amerika Serikat naik 15,1 persen, sudah ada Galaxy S7 yang rilis tahun 2016.

Seri Huawei P harganya juga naik 33 persen semenjak tahun 2016. Harga sementara ponsel OnePlus naik 32,6 persen di pasar AS dan 42,6 persen.

Lalu, apa sebenarnya alasan vendor terus-terusan mengatrol harga ponsel high-end mereka?

Ponsel menjadi kebutuhan

Tak dipungkiri, konsumen untuk kiprah vital dalam penentuan harga ponsel. Tren harga ponsel papan atas yang lebih banyak meloloskan file-file penting dalam ponsel pengguna sehari-hari, baik buat pekerjaan, maupun hiburan.Kebutuhan kualitas dan kritisnya adalah data-data yang berkembang, seperti prosesor, teknologi, daya tahan baterai dan kecepatan konektivitas.

Reska K. Nistanto / KOMPAS.com Kericuhan mini dalam depan Toko Apple Singapura dikala antrean resmi iPhone X dibuka, Kamis (2/11/2017) sakit. "Pelanggan menjadi lebih penting, sebab bisa dibilang, ponsel menjadi bagian penting hidup mereka, "kentara kepala analis forum penelitian CCS Insight, Ben Wood.

Hal senada juga diungkap perwakilan OnePlus yang disingkat dengan peningkatan kualitas komponen perangkat dengan tuntutan peforma yang unggul.

"Saat-saat dalam smartphone meningkat tajam dalam waktu singkat, Peningkatan kualitas komponen memungkinkan untuk mengimbangi Permintaan peningkatan kinerja," ujar perwakilan OnePlus.

Baca juga: iPhone Bakal Pakai Layar Android High end

Tentu saja hal ini sinkron dengan ketentuan harga, semakin tinggi harga, jumlah harga barang atau jasa yang akan meningkat. Bagi konsumen kelas atas, harga ponsel yg melambung bukan lagi barang baru.

Mereka paham sahih, komponen yg lebih baik, lebih cepat misalnya chipset dan kamera butuh biaya produksi yg nir murah.

Lain yang turut mempengaruhi produk akhir merupakan penelitian dan pengembangan (R & D) material baru, dan mungkin diperlukan untuk proses produksi.

Penciptaan kelas atas baru

Namun perlu diketahui bahwa biaya penelitian dan juga tidak satu-satunya alasan mahalnya ponsel high-end.

Para vendor sekelas Apple, Samsung dan lainnya yang selalu mempertinggi harga ponselnya setiap kali merilis seri baru, dengan sengaja membuat kelas konsumen anyar buat pasar mereka, yaitu ultra high-end.Kelas ini menjadi mesin profit sendiri bagi vendor. Segmen ini homogen-homogen dengan ponsel mereka lebih usang, antara tiga tahun atau lebih.

Menurut keliru satu analis International Data Corporation (IDC), Anthony Scarsella, meskipun pengapalan smartphone menurun dalam tahun 2018, akan tetapi homogen-homogen penjualannya naik secara umum.

No comments:

Post a Comment

>